Jokowi Tingkat Depresiasi Rupiah Masih Terkendali untuk Sektor Keuangan dan Inflasi

Swaraetam.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa meskipun data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 15.883 per dollar AS, depresiasi mata uang tersebut masih dalam batas yang dapat dikendalikan dan aman.

“Kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman. Aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan, dan aman juga untuk inflasi,” kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit di Hutan Kota GBK, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Namun, dalam kesempatan itu, ia membeberkan sejumlah capaian di bidang ekonomi yang menurutnya perlu disyukuri.

Misalnya, mantan Wali Kota Solo ini menyebutkan bahwa menurutnya, ketersediaan kas yang ada di tangan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani hingga 13 Oktober 2023 mencapai angka Rp 616 triliun.

“Jadi untuk napas panjang sampai 2024 masih masih aman, dan kalau pagi ketemu Bu Sri Mulyani masih senyum, di hati saya masih tenang,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di atas angka 5 persen, demikian pula dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 8,69.

Ia bahkan mengatakan, pajak juga tumbuh 5,6 persen dari baseline tahun lalu yang menandakan roda ekonomi masih terus berputar.

“Asal penerimaan negara masih tumbuh, penerimaan pajak masih tumbuh, ya itulah berarti ekonomi kita masih baik,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Sri Mulyani bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (23/10/2023) kemarin.

Dalam kesempatan itu, Menkeu dan KSSK melaporkan soal perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang kian melemah akhir-akhir ini.

Menurut Sri Mulyani, situasi global ikut memengaruhi tekanan pada rupiah. Salah satunya kondisi suku bunga acuan AS yang kemungkinan masih akan terus naik.

“Kita semua tahu fenomena global saat ini dengan AS yang menghadapi inflasi yang cukup tertahan tinggi dan kondisi ekonomi yang cukup kuat. Mereka kemudian mengeluarkan signal,” ujar Sri Mulyani, Senin sore.

“Atau paling tidak dibaca market bahwa higher for longer itu akan terjadi. Dan ini yang sebabkan banyak capital flowing back to Amerika Serikat,” katanya lagi.

Sri Mulyani juga menyebut bahwa kondisi dollar AS kuat secara global. Sehingga, pemerintah sedang mempersiapkan kebijakan untuk menghadapi situasi ini.

Kebijakan yang disiapkan nantinya akan menyasar nilai tukar rupiah terhadap dollar, inflasi maupun untuk sektor riil.

“Kita harus sinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemicunya adalah negara seperti AS dampaknya ke ekonomi bisa kita mitigasi dan diminimalkan,” ujar Sri Mulyani.

 




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *