Swaraetam.com, Tenggarong – Kampung Kopi Luwak di Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah berhasil menarik perhatian para pencinta kopi di Kalimantan Timur (Kaltim). Dengan memiliki lahan perkebunan kopi seluas 60 hektar (Ha), tempat ini menjadi tujuan khusus bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi memanen biji kopi dan menyaksikan proses pengolahan kopi luwak yang unik.
Mencicipi kopi luwak yang diolah langsung oleh para petani di kebun mereka sendiri akan menjadi pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan. Itulah sebabnya banyak pengunjung yang rela datang dari jauh ke desa tersebut yang terletak di Kilometer 60, Jalan Poros Samarinda-Bontang.
Di Kampung Wisata Kopi Luwak, para petani tidak hanya mengelola perkebunan kopi, tetapi juga aktif dalam pembiakan musang luwak. Hasilnya, kopi luwak berkualitas tinggi yang dihasilkan di kampung tersebut bisa mencapai hingga 1 ton per tahun.
Nikita, salah seorang pengunjung, mengungkapkan bahwa lokasi wisata Kampung Kopi Luwak di Jalan Poros Samarinda – Bontang dapat menjadi tempat istirahat bagi para pelancong yang melakukan perjalanan jauh dari Kota Samarinda menuju Kota Bontang.
Dengan suasana yang sejuk dan indah, serta kesempatan untuk mencicipi kopi luwak asli, pengunjung merasa puas merekomendasikan tempat ini sebagai destinasi untuk beristirahat dan menyembuhkan diri bersama keluarga.
“Jadi pas kita dalam perjalanan, kita melihat ada Wisata Kampung Kopi Luwak jadi kita penasaran untuk mencoba. Pas masuk ternyata dari vibes nya terasa banget kampung kopi luwaknya, nah pas coba kopinya ternyata memang beda,” kata Nikita, Rabu (27/3/2024).
Menurutnya, Kampung Kopi Luwak ini memang menjadi lokasi wisata kopi pertama yang ada di Kalimantan timur, sehingga buat para pecinta kopi, sangat cocok untuk berkunjung kesini.
“Apalagi dari pengelolanya bilang kalau ini adalah lokasi wisata kopi pertama di Kaltim, jadi ini tempat yang cukup recommended untuk bersantai sejenak sembari melihat langsung pengolahan kopi luwak,” imbuhnya.
Kampung Kopi Luwak ini telah berdiri sejak tahun 2000. Pada awalnya, sekitar tahun 1997, para petani kopi yang menggarap perkebunan kopi di sana belum menyadari potensi biji kopi hasil dari kotoran luwak. Namun, seiring waktu, mereka menyadari bahwa biji kopi ini dapat diolah menjadi minuman kopi yang nikmat dan bermutu tinggi.
“Dari tahun 1997, waktu itu awalnya kopi luwak itu ya kotoran, petani tidak ambil karena kesannya kotoran,” kata Kepala Desa Prangat Baru Fitriati.
Pada tahun 2000-an, seorang ahli kopi dari Jakarta mengunjungi Kampung Kopi. Dia menjelaskan bahwa biji kopi putih yang terdapat dalam kotoran luwak masih dapat diolah menjadi minuman kopi yang lezat, nikmat, dan memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh.
Sejak saat itulah, petani kopi disana akhirnya mulai mengumpulkan biji kopi putih dari kotoran luwak, untuk kemudian diolah menjadi minuman kopi luwak yang bisa dinikmati langsung oleh para pengunjung.
“Awalnya petani masih ragu, apakah halal atau tdak karena kan berasal dari kotoran luwak, tetapi setelah MUI menyatakan halal, barulah kita mulai mengembangkan biji kopi luwak hingga saat ini,” terangnya.
Jika Anda berkunjung ke Kalimantan Timur, disarankan untuk singgah ke Kampung Kopi Luwak ini bersama kerabat atau keluarga tercinta.
(Adv/Kominfo Kukar)